Kamis, 09 April 2015

Bahagia itu SEDERHANA

parameter bahagia adalah hati. bahagia itu tidak bisa diukur dengan seberapa banyak harta yang dimiliki, seberapa sempurna fisik, teman yang banyak, tapi jika tanpa rasa nyaman didalam hati, its nothing.
aku ingin menyampaikan, bahwa.... Bahagia Itu Sederhana
ketika aku membuka mata di fajar buta, hamdallah jam dinding masih berdetak dan aku masih bisa melihat rotasinya. Appa membangunkan dengan kelembutan, dan mengingatkan aku bahwa hari ini adalah HARI MINGGU!
di weekend kali ini, jadwalku adalah mengikuti event LDK (Lembaga Dakwah Kampus) di daerah pegunungan. salah satu tempat yang tak pernah ku tolak ajakannyaaa. GUNUNG!
nasi goreng sudah siap di hadapan, ah sudah kubilang tadi, bahwa bahagia itu sederhana, melihat mamah dan apa berada disisiku {} alhamdulillah, dengan sedikit terburu-buru selalu kusempatkan untuk bercerita, karena berkomunikasi dengan kedua orang tua dapat menumbuh suburkan cinta antara anak dengan orang tua, ketika cinta itu tumbuh subur, bukankah ridho Allah ada pada ridho orang tua? nah itu dia. kebanyakan kasus remaja yang jauh dari jangkauan dan awasan orang tua adalah mereka yang kurang berkomunikasi.
sesampainya di halte, kondisi bus masih kosong tandanya durasi untuk keberangkatan masih lama, lagi-lagi bersabar adalah jawaban. tak lama, bus melaju menuju tol.
seperti biasa, mengamati keadaan sekitar juga termasuk kegemaranku, kulihat sebagian besar penumpang adalah mahasiswa, bus yang aku tumpangi ketika itu sangat penuh, untuk menunggu perjalanan yang tidak sebentar aku memilih untuk membaca buku, menurutku itu sangat menyenangkan! diantara mahasiswa tidak ada yang aku kenali satupun dari mereka. ternyata memang tujuan kampus mereka berbeda denganku. sesaat sebelum keberangkatan bus ditengah asiknya membaca, aku terhentak oleh suara yang sedikit menarik, ada seorang pasangan suami istri paruh baya bersama dua orang anaknya naik kedalam bus, mereka berdiri, kecuali sang ibu yang dipersilahkan duduk oleh suaminya. mahasiswa yang duduk dikursi tepat disamping sang bapak paruh baya mempersilahkan duduk, tapi beliau tidak mau, katanya
"sudah tidak apa-apa, neng saja yang duduk, nanti cape kan mau belajar, bapak tidak apa-apa kok"
si mba mahasiswa menolak dan kekeh menyuruh sang bapak duduk, tapi dengan alasan yang menurutku sangat menyentuh akhirnya bapak itu tetap berdiri didalam bus, disamping istrinya yang juga sudah paruh baya.  pelajaran pertama di pagi itu adalah bahagia itu sederhana, melihat seseorang yang kita cintai bahagia sudahlah cukup mengalahkan keadaan apapun, termasuk harus berdiri sepanjang perjalanan bus, karena sesekali kulihat sang bapak mengobrol sambil tersenyum-senyum dengan istrinya. bahagia itu sederhana ;)
kukira akan telat sampai dikampus, ternyata keberangkatan diundur karena ada beberapa orang penting yang ditunggu, yang pasti aku tidak termasuk :D
pagi itu menjadi pagi yang indah, karena sepanjang perjalanan menuju desa dituju, pegunungan hijau dengan gagah berbaris di bingkai jendela mobil, belum lagi ada sungai-sungai jernih mengalir, fabiayiaalaa irobbikuma tukadziban, maka nikmat tuhanmu manakah yang kamu dustakan? jadi malu.
mobil kami berhenti pada salah satu desa yang masih jarang rumah penduduk, pepohonan lebih banyak dari rumah penduduk, sejuk dan rindang. ada salah satu rumah yang tidak telalu jauh dari jalan raya, disana terlihat ada anak-anak kecil yang sedang duduk di ruangan seperti kelas. lalu di sebelah rumah ada satu mushola yang kurang terurus, terlihat retakan-retakan dilantai dan dinding. disana sudah berdiri seorang perempuan bergamis hijau tosca menyambut kami, disampingnya ada anak-anak remaja laki-laki dan perempuan. acara LDK Berbagi ini ternyata didalam mushola tadi, acara berlangsung begitu menarik, canda tawa anak-anak panti asuhan, cita-cita mereka menghiasi siang hari yang menyejukan. ternyata, ketika kita berbagi, dimanapun tempatnya kebahagiaan itu akan menyelusup ke relung hati dan memenuhinya dengan syukur. ketika kita berbagi, bukan berarti berkurang, justru akan bertambah lebih banyak yang akan dijawab oleh waktu. tidak kusangka, dimanapun kita berada, ketika kita mau bergerak dan berusaha dengan niat karenaNya selalu ada cerita menarik dan hasil yang indah. siang itu, senyum-senyum anak-anak panti asuhan menjadi alasan mengapa aku harus selalu berbagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar