Senin, 18 November 2013

hati-hati dengan hati

Perjalanan hidup seseorang memang sangat unik, ketika saya diajak untuk mendengarkan curhat seseorang, ketika itu pula saya diajak untuk berpetualang ke dunia nya, dan ditawarkan untuk menjawab solusi apa yang bisa saya lakukan ketika mendapat peristiwa tersebut. Hal ini tentunya membuat saya semakin takjub dan semakin kagum atas kebesaran Allah S.W.T yang maha besar, maha kuasa, mengurus semua makhluknya, kehidupan yang dijalani setiap orang berbeda-beda dan yang saya yakini bahwa “tidak ada daun yang jatuh ke tanah tanpa sepengetahuan dan se izin Allah S.W.T” bahkan ketika saya diajak untuk menyikapi hal-hal menarik dalam cerita teman saya, merupakan tantangan tersendiri, tentunya harus dengan jawaban dan solusi yang terbaik.
Remaja memang tak luput dengan yang namanya cinta. Bagi saya, cinta remaja terhadap lawan jenis yang belum halal memang racun, racun yang memabukan. Jangan sekali-kali mencobanya, karena jika sudah mencobanya akan MENYESAL (pengalaman). Dan lama kelamaan seluruh organ akan rusak. Jangan dikira saya tidak pernah mengalami hal ini. Hehe tentu tidak demikian, saya pun sama seperti mereka, bahkan pernah mengalami titik kulminasi dimana saya merasa ini jalan yang salah dalam hidup. Maha besar Allah yang telah mempertemukan saya dengan orang-orang yang sangat mulia, dengan orang-orang yang solehah yang membawa saya ikut kedalam lingkungan yang sangat sangat sangat nyaman.

Jangan dikira mengendalikan perasaan semudah membalikan telapak tangan, wihihi kalo seperti ini pasti sudah banyak orang bijak dan dunia tentram mungkin, hehe. Mengendalikan perasaan sangat sulit, tetapi pasti bisa dilakukan. Dalam dunia remaja, ketika mengalami sakit hati atau klimaks dalam masalahnya jalan satu-satunya yaitu kembali kepada sanga maha pembolak-balik hati. Menangis kepadaNYA, ceritakan semuanya yang terjadi dan yang sedang kita rasakan, dan dengan menangis sambil berkata penuh dengan harap apa yang kita inginkan, hmm pasti akan lebih nyaman dan lega. Setelah itu hindari apapun yang ada sangkut pautnya dengan hal yang dapat membuat hati rusak kembali, hindari hindari, dan Moving On, jalani hidup baru, buatlah kesibukan dengan sang pembolak-balik hati, jadikan sakit hati ajang untuk meraih amal sebanyak-banyaknya, karna disaat-saat seperti ini hati akan haus dan rapuh, maka cass lah hati dengan perbuatan-perbuatan yang mengisi jiwa. 

fulan dan fulana

hanya ingin berbagi sedikit kisah, yang semoga saja bermanfaat
setiap orang pasti punya masalalu, dan berhak untuk berubah menjadi apa ia sekarang. ketika dia memiliki masalalu yang suram, atau boleh dikatakan kurang baik, kini ingin berubah menjadi 'manusia baik' itu adalah pilihan yang bagus, jika istiqomah (tetap) insyaAllah hidupnya selamat dunia akhirat. tapi lain cerita jika seseorang itu dulunya adalah alim atau pendiam, selalu bertutur kata halus, menjaga diri, tetapi berubah seketika karena faktor internal dan eksternal. ia berubah menjadi manusia yang pemaksiat dan selalu berbuat kesalahan. ini tentunya menjadi sorotan semua pihak, perlu ada yang mengingatkan. nah dari sini aku berfikir kembali, entahlah... posisi mana aku sekarang, posisi mana aku nanti. dan untuk kalian?
aku pun begitu, pernah memiliki masalalu suuuram, pernah melakukan kesalahan-kesalahan yang membuat tetesan air mata selalu tumpah ketika mengingatnya. cukup aku menjadi manusia bodoh, dengan sadar melalukakn kesalahan tapi tetap melakukannya, kini. insyaAllah aku menyesal sedalam-dalamnya dan ingin berubah. seperti yang aku katakan di atas, "setiap orang berhak untuk berubah menjadi apa ia sekarang" khususnya bagi para pembaca (kalo ada yang baca :D) do'akan aku agar istiqomah. yah, terus jangan bosen-bosen baca artikel di blog yang kurang terurus ini ya *promosi :D
jadi gini, kita sebut saja si fulana (kalo cowo fulan, ini cewe nih ceritanya) si fulana orangnya alim pisan, santun, jaga jarak dengan lawan jenis, pokoknya calon lah. nah pada suatu ketika, dia dianugrahi perasaan oleh Allah S.W.T berupa kasih sayang dan tertarik kepada lawan jenisnya, lawan jenisnya kita sebut saja si fulan. ternyata setelah mengenal lebih dekat dengan si fulan, si fulana ini malah menjadi gadis yang alay, bandel, pemberontak *nahloh? pokoknya berbanding terbalik dengan masa molekul relatif sehingga menjadikan titik didih larutan semakin tinggi -_- maaf efek ulangan kimia tadi :) haha lanjut cerita si fulana, dan si fulana berubah derastis setelah mengenal si fulan ini. seharusnya sebagai muslimah yang baik, dia bisa menjaga perasaannya. perasaan cinta itu tidak dosa, tidak sama sekali, yang kebanyakan menjadi dosa adalah bagaimana ia menyikapinya. seandainya saja ia bisa memendam perasaan, mengadu padaNya dan mencintai dalam diam, itu akan jauuuh lebih mulia daripada harus menjalin hubungan khusus dengan orang yang dicintainya. jika menjalin hubungan khusus dalam ikatan pernikahan ya sah sah saja, tapi ini....?
perlu ada sahabat-sahabat didekatnya yang mengingatkan, karena boleh jadi iman si filan sedang turun. karena kata rosulullah iman seseorang itu seperti kapas yang terombang-ambing di atas angin, kadang ia naik, kadang turun. nah kalo si filan . aduh filan terus nih parameternya -_- kita ganti, atas nama kita ya. jadi jika kita memiliki sahabat yang baik, saat kita curhat pun "eh aku lagi sebel nih, aku kesel sama si mira dia mulutnya pedes kaya rendang nasi padang itu" jika dia curhat pada orang yang tepat, ataus ebut saja sahabatnya orang baik pasti akan mengingatkan "sabar, istigfar. tenangkan fikiran, tarik napaaas lewat hidung, buang perlahan" haha :D intinya jika dia punya sahabat yang baik pasti akan menenangkan dia dan selalu mengajaknya untuk mengingatNya. tapi lain halnya jika ia punya sahabat yang jelek tabiatnya, lagi curhat begituan eh jawabnya " weeh emang iya yah, dia mulutnya begitu, isinya cabe 5 kilo kali ya, udah hajar ajaa" prakdungprak jadi perang deeh akhirnya :D berteman boleh dengan siapa saja, tapi untuk bersahabat, tentunya kalian bisa memilih kepada siapa orang yang tepat untuk diajak curhat :)